Business

AI dapat membantu menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan tentang Holocaust, peringatkan laporan UNESCO

WASHINGTON (AP) — Sebuah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa perkembangan dalam kecerdasan buatan bisa menyebabkan gelombang baru penyangkalan Holocaust.

Sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa oleh UNESCO menyimpulkan bahwa AI bisa mengakibatkan klaim palsu dan menyesatkan tentang Holocaust menyebar secara online, baik karena kekurangan dalam program-program tersebut atau karena kelompok-kelompok kebencian dan penyangkal Holocaust akan dengan sengaja menggunakan program AI untuk menghasilkan konten yang secara palsu meragukan pembunuhan orang-orang Yahudi dan kelompok-kelompok lain oleh Nazi.

Satu dari kekhawatiran terbesar adalah bahwa AI bisa digunakan untuk menciptakan deepfakes dari Holocaust — gambar atau video realistis yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa Holocaust tidak terjadi atau dilebih-lebihkan. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan antisemitisme dan kurangnya pemahaman tentang momen kunci dalam sejarah abad ke-20. Laporan tersebut mencatat bahwa beberapa program AI-assisted memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan tokoh sejarah yang disimulasikan, termasuk para Nazi terkemuka seperti Adolf Hitler.

“Jika kita mengizinkan fakta-fakta mengerikan tentang Holocaust menjadi terdilusi, distorsi, atau difalsifikasi melalui penggunaan AI yang tidak bertanggung jawab, kita berisiko menghadapi penyebaran antisemitisme yang sangat luas dan penurunan pengertian kita tentang penyebab dan konsekuensi dari kekejaman-kekejaman ini,” kata Audrey Azoulay dalam pernyataan yang menyertai laporan tersebut.

Penggunaan luas AI untuk membantu dalam pendidikan, penelitian, dan penulisan meningkatkan kemungkinan bahwa data yang tidak dapat diandalkan dan “halusinasi” kecerdasan buatan bisa meningkatkan kesalahpahaman publik tentang Holocaust, bahkan yang tidak disengaja. Program AI yang pemahamannya tentang dunia didasarkan pada sumber-sumber yang relatif sempit juga bisa memberikan tanggapan yang tidak lengkap atau menyesatkan ketika ditanyai tentang Holocaust.

Laporan UNESCO meminta perusahaan teknologi untuk menetapkan aturan etis untuk pengembangan dan penggunaan AI, untuk mengurangi kemungkinan informasi yang tidak dapat diandalkan dan mencegah pelaku jahat menggunakan program mereka dalam rangka mendorong kekerasan dan menyebarkan kebohongan tentang Holocaust.

Laporan tersebut diterbitkan dalam kerjasama dengan Kongres Yahudi Sedunia.

Related Articles

Back to top button